Dasa lencoh, kecamatan selo ,kabupaten boyolali

Visi - Misi

Visi : Mewujudkan Desa Lencoh, yang Berpendidikan, Tertib, Aman, Sejahtea, Berbudaya dan Bermanffat menuju Masyarakat yang Mandiri.

Sedekah Gunung

Sedekah Gunung merupakan ritual yang biasa digelar warga lereng utara Gunung Merapi, atau kawasan Kecamatan Selo, Boyolali.

Wisata New Selo

Wisata New Selo memiliki keindahan tersendiri dari segi pemandangan alam.

Joglo Merapi

Joglo Mandala Wisata atau Joglo Merapi I merupakan pusat fasilitas wisata alam di kawasan Selo

Senin, 03 November 2014

Sejarah Desa Lencoh

SEJARAH DESA LENCOH

Pada Jaman dulu suatu keluarga yang terdiri dua orang kakak beradik yaitu Mbah Kyai Irogati dan Sangkep setelah hidup bersama adiknya, lama kelamaan Mbah Kyai Irogati berumah tangga istri hidup bertiga dengan kakaknya Mbah Sangkep yang bertempat tinggal disebelah Timur dan sebelah Barat jurang. Tahun bertambah tahun orang bertiga itu memimpin tetangganya yang penduduknya masih jarang untuk membuat jalan kecil yang terletak dibawah tempat tinggalnya untuk menghubungakan dukuh yang satu kedukuh yang lain atau untuk berpergian kepasar. Tetangga disekitar itu melihat orang bertiga merasa iri karena kehormatannya yang tidak terdengar permasalahan.
Pada suatu hari keluarga Mbah Kyai Irogati mendapat cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa bahwa Mbah Kyai Irogati meningaal dunia, keluarga itu tinggal dua orang putri istri dari almarhum Mbah Kyai Irogati dan kakak Mbah Kyai Irogati yaitu Mbah Sangkep. Setelah Mbah Kyai Irogati  meninggal dalam keluarga itu terlihat permasalahan antara istri almarhum Mbah Kyai Irogati dan kakak Mbah Kyai Irogati, karena hanya tinggal dua orang putri yang tidak ada yang bertanggung jawab. Hari bertambah hari keluarga itu tidak ada kecocokan pendapat ,karena tidak ada kecocokan pendapat istri almarhum dari Mbah Kyai Irogati menyebut bahawa selencoh karena tidak ada kecocokan pendapatan. Akhirnya dukuh itu diberi nama Lencoh.
Pada jaman kerajaan Surakarta Hadiningrat bahwa terbentuklah Kademangan, pada awalnya diwilayah Samiran membentuk kedamangan yang berada di dukuh Samiran. Itu terdiri sepuluh dukuh dan disebelah barat Kademangan Samiran ada beberapa dukuh yang terdiri dari Lencoh, Plalangan , Temusari , Cengkol Duwur, Cengkol Ngisor, Kedung, Tritis,Gritingan, Kajor Wates dan beberapa dukuh itu berunding untuk membuat suatu kademangan untuk menjadikan kesepakatan antara dukuh satu dengan yang lain yang dijadikan kademangan adalah dukuh Lencoh karena dukuh itu dianggap dukuh yang paling tua terletak dipinggir jalan tembus dan tengah tengah dukuh yang satu dengan dukuh yang lain. Pada saat terbentuknya suatu kademangan diwilayah sekitar dukuh Lencoh belum ada yang mampu untuk menjadi Demang karena pengetahuan yang masih kurang akhirnya demang Lencoh dicarikan dari Kademangan Samiran yang bernama Demang Tirto Adik dari Demang Samiran.
Pada jaman kerajaan akhirnya diwilayah Surakarta Hadiningrat dikuasai oleh Belanda dan Kasunanan surakarta mengikuti perintahah  Belanda .Pada saat itulah Demang Tirto Adik meninggal dunia akhirnya digantikan oleh putra asli wilayah lencoh yang berada didukuh Kajor .Pada saat penjajahan Belanda yang bernama Demang Somejo untuk memimpin Kademangan Loncoh. Pada saat demang Somejo tidak mampu untuk memimpin Lencoh akhirnya digantikan oleh Demang Citro Sukarto yang berada didukuh Temasuri sampai akhir penjajahan Belanda.
Pada saat Indonesia Merdeka Kademangan diubah menjadi Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa dan demang Citro Sukarto diangkat menjadi Kepala Desa Lencoh sampai masa bukti sepuluh tahun.

Sejarah ini dari Bapak Kawit Pensiunan Guru SD Lahir tahun 1929 dukuh Lencoh . Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten BoyolaliSEJARAH DESA LENCOH

Pada Jaman dulu suatu keluarga yang terdiri dua orang kakak beradik yaitu Mbah Kyai Irogati dan Sangkep setelah hidup bersama adiknya, lama kelamaan Mbah Kyai Irogati berumah tangga istri hidup bertiga dengan kakaknya Mbah Sangkep yang bertempat tinggal disebelah Timur dan sebelah Barat jurang. Tahun bertambah tahun orang bertiga itu memimpin tetangganya yang penduduknya masih jarang untuk membuat jalan kecil yang terletak dibawah tempat tinggalnya untuk menghubungakan dukuh yang satu kedukuh yang lain atau untuk berpergian kepasar. Tetangga disekitar itu melihat orang bertiga merasa iri karena kehormatannya yang tidak terdengar permasalahan.
Pada suatu hari keluarga Mbah Kyai Irogati mendapat cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa bahwa Mbah Kyai Irogati meningaal dunia, keluarga itu tinggal dua orang putri istri dari almarhum Mbah Kyai Irogati dan kakak Mbah Kyai Irogati yaitu Mbah Sangkep. Setelah Mbah Kyai Irogati  meninggal dalam keluarga itu terlihat permasalahan antara istri almarhum Mbah Kyai Irogati dan kakak Mbah Kyai Irogati, karena hanya tinggal dua orang putri yang tidak ada yang bertanggung jawab. Hari bertambah hari keluarga itu tidak ada kecocokan pendapat ,karena tidak ada kecocokan pendapat istri almarhum dari Mbah Kyai Irogati menyebut bahawa selencoh karena tidak ada kecocokan pendapatan. Akhirnya dukuh itu diberi nama Lencoh.
Pada jaman kerajaan Surakarta Hadiningrat bahwa terbentuklah Kademangan, pada awalnya diwilayah Samiran membentuk kedamangan yang berada di dukuh Samiran. Itu terdiri sepuluh dukuh dan disebelah barat Kademangan Samiran ada beberapa dukuh yang terdiri dari Lencoh, Plalangan , Temusari , Cengkol Duwur, Cengkol Ngisor, Kedung, Tritis,Gritingan, Kajor Wates dan beberapa dukuh itu berunding untuk membuat suatu kademangan untuk menjadikan kesepakatan antara dukuh satu dengan yang lain yang dijadikan kademangan adalah dukuh Lencoh karena dukuh itu dianggap dukuh yang paling tua terletak dipinggir jalan tembus dan tengah tengah dukuh yang satu dengan dukuh yang lain. Pada saat terbentuknya suatu kademangan diwilayah sekitar dukuh Lencoh belum ada yang mampu untuk menjadi Demang karena pengetahuan yang masih kurang akhirnya demang Lencoh dicarikan dari Kademangan Samiran yang bernama Demang Tirto Adik dari Demang Samiran.
Pada jaman kerajaan akhirnya diwilayah Surakarta Hadiningrat dikuasai oleh Belanda dan Kasunanan surakarta mengikuti perintahah  Belanda .Pada saat itulah Demang Tirto Adik meninggal dunia akhirnya digantikan oleh putra asli wilayah lencoh yang berada didukuh Kajor .Pada saat penjajahan Belanda yang bernama Demang Somejo untuk memimpin Kademangan Loncoh. Pada saat demang Somejo tidak mampu untuk memimpin Lencoh akhirnya digantikan oleh Demang Citro Sukarto yang berada didukuh Temasuri sampai akhir penjajahan Belanda.
Pada saat Indonesia Merdeka Kademangan diubah menjadi Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa dan demang Citro Sukarto diangkat menjadi Kepala Desa Lencoh sampai masa bukti sepuluh tahun.
Sejarah ini dari Bapak Kawit Pensiunan Guru SD Lahir tahun 1929 dukuh Lencoh . Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali